Mengakrabkan diri dengan Kamera DSLR

Teknologi digital, merupakan teknologi
modern yang memudahkan sekaligus
memanjakan manusia saat ini. Begitupun
dengan digitalisasi fotografi, kebanyakan
orang mengatakan bahwa digitalisasi
fotografi memudahkan seorang fotografer
mendapatkan gambar bagus dengan cepat

Namun ternyata, gambar yang bagus tidak serta merta mudah didapatkan hanya karena digitalisasi fotografi semata. Penguasaan DSLR yang konon katanya merupakan digitalisasi SLR tetap menjadi syarat mutlak untuk memperoleh hasil maksimal.
Teori Umum DSLR
DSLR merupakan singkatan dari Digital Single Lens Reflex yang berarti Refleksi Lensa Tunggal Digital. Artinya gambar yang ditangkap oleh lensa kemudian direfleksikan menuju cermin dengan kemiringan 45 derajat lalu diteruskan ke pentaprisma hingga sampai ke view finder, ketika shutter release ditekan maka saat itu juga cermin berubah kemiringannya menjadi 90 derajat, begitu juga dengan rana (sejenis tirai) penutup sensor terbuka selama waktu yang ditentukan.DSLR merupakan hasil digitalisasi produk SLR. Proses Digitalisasi ini menghasilkan kamera dengan fitur yang semakin melengkapi kamera SLR, sehingga membuat fotografer semakin percaya diri dengan hasil yang didapat dari bidikannya.
Mengapa DSLR ini dikatakan melengkapi kamera SLR? Sebelumnya kamera SLR menggunakan Film sebagai media penyimpanan. Kekurangan dari film sebagai media penyimpanan adalah sifatnya yang sekali pakai, mudah usang dan tidak memiliki pilihan asa, artinya satu jenis film hanya memiliki satu jenis asa. Sedangkan DSLR menggunakan digital memory sebagai media penyimpanan.
Kelebihannya dapat digunakan terus menerus dan tidak mempengaruhi ISO, karena kamera DSLR biasanya menyediakan beberapa pilihan ISO tanpa terpengaruh media penyimpanan tersebut.Selain itu, hasil foto yang tertangkap dapat langsung dilihat dengan memanfaatkan fasilitas LCD (Liquid Crystal Display). LCD pada DSLR merupakan viewer untuk gambar yang telah ditangkap, LCD pada DSLR bukan berfungsi sebagai pembidik atau view finder. Dengan LCD ini fotografer dapat menentukan apakah gambarnya sudah sempurna atau perlu pengambilan gambar lagi, tanpa harus melakukan cuci film dan cetak.
Teori Lanjut DSLR

Cermati gambar tsb :
1. Elemen Lensa
2. Lensa Reflex
3. Rana
4. Sensor
5. Layar fokus
6. Lensa Alat penerima / Condenser lens
7. Pentaprisma
8. Eyepiece / view finder

 

Cara Kerja Kamera DSLR
Prinsip dasarnya DSLR menggunakan cermin untuk memperlihatkan image / gambar yang akan ditangkap oleh view finder. Pertama – tama lensa mengumpulkan cahaya yang dihasilkan sebuah objek (1) selanjutnya meneruskan cahaya tersebut ke cermin (2) kemudian cermin tersebut merefleksikannya
menuju ke layar fokus (5) dari situ dilanjutkan menuju alat penerima (6) selanjutnya diteruskan ke entaprisma (7) hingga cahaya tersebut tergambar menjadi sebuah objek yang dapat terlihat di viewfinder / Eyepiece(8).

Disaat yang besebrangan namun juga dapat bertepatan. Ketika Shutter release ditekan, maka cerminpun bergerak hingga 90 derajat dan membuka jalan sehingga cahaya objek tersebut bergerak menuju rana (3) hingga akhirnya ditangkap sensor (4) dan menyimpannya di dalam media penyimpanan.

Fungsi Fungsi Tools DSLR
Pada dasarnya kinerja DSLR seperti SLR, yaitu kamera generasi sebelumnya. Ditentukan oleh settingan Shutter Speed (kecepatan membuka dan menutup rana), Diagfragma (Pembukaan Doff pada lensa) dan ISO (sensitifitas sensor terhadap cahaya) yang pada SLR dinamakan Assa (sensitifitas film terhadap cahaya). Namun kemudian DSLR melengkapinya dengan settingan kualitas gambar yang biasa ditentukan dengan efektifitas Pixel.

Shutter Speed
Shutter Speed, merupakan pengaturan kecepatan membuka dan menutup rana / sejenis tirai yang melindungi sensor penangkap gambra dari cahaya. Karena sensor penangkap gambar ini sangat peka sekali terhadap cahaya maka hitungan shutter speed ini biasanya satu per sekian detik.

Coba anda perhatikan pengaturan shutter speed di DSLR, anda akan menemukan angka angka seperti berikut misal :1/1000, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60…..hingga Bulb. Arti dari angka 1/1000 itu adalah satu per 1000 detik. Jadi bisa anda bayangkan betapa cepatnya rana menutup dan membuka.

Diagfragma / Apeture
Diafragma merupakan lebar pembukaan doff pada lensa. Jika dilihat dari jenis lensa ada dua jenis pengaturan diafragma, analog dan digital.

Pada lensa analog, pengaturan diafragma berada pada lensa itu sendiri. Tentu saja Karena generasinya berbeda lensa analog ini terkadang ada yang suitable dengan body DSLR ada juga yang tidak. Seperti yang di perlihatkan oleh gambar lensa analog sekaligus topology-nya diatas. Pada lensa digital, pengaturan dapat dilakukan secara automatic ataupun manual.

Ketika setting berada pada posisi automatic, berarti diafragma akan diatur secara otomatis mengikuti sensor cahaya. Ketika pengaturan berada pada posisi manual, maka diafragma Dapat diatur sesuai kebutuhan. Dan pengaturannya tidak lagi berada di lensa dan dilakukan secara manual. Namun pengaturannya dilakukan di Body kamera secara digital.

ISO
ISO, sebelumnya dikenal dengan Assa dalam Teknologi SLR. Kedua duanya merupakan Pengatur besar kecilnya cahaya yang dapat diterima. Sebelumnya assa terbuat dari Beberapa cairan kimia yang sangat peka terhadap cahaya, semakin besar nilai assa maka semakin peka juga ia terhadap cahaya. Artinya Assa 400 akan lebih peka menangkap cahaya dibandingkan dengan assa 200, maka itu terkadang orang yang menggunakan kamera poket memilih assa 200 untuk pemotretan diluar ruangan dengan asumsi
nilai cahaya yang tinggi, dan 400 untuk pemotretan didalam ruangan dengan asumsi nilai cahaya yang rendah.

Demikian halnya dengan ISO, ISO samasama penentu besar kecil masuknya cahaya. Hanya ada beberapa kelebihan dari ISO dibanding Assa. Jika Assa yang terdapat pada film itu tidak dapat diatur, artinya film dengan assa 200 tidak mungkin dapat diatur menjadi assa 400. Berbeda halnya dengan ISO, pengaturan ISO yang terdapat pada DSLR lebih beragam. Dan ISO sama sekali tidak tergantung dengan media penyimpanan semisal Film atau memory card. Ada kamera DSLR yang menawarkan pengaturan ISO mulai dari 200 hingga 1600, bahkan kamera yang Proprofesional menawarkan ISO 50 hingga 1800. Hal ini menjadi nilai plus yang semakin memudahkan para fotografer dalam melakukan pemotretan. Tidak perlu membawa beberapa film dengan assa yang berbeda. Karena pada kenyataan, memang moment tidak bisa ditentukan assa, tetapi ISO ditentukan oleh moment.

Menguasai Shutter Speed, Diafragma dan pengetahuan akan pemilihan ISO yang tepat merupakan langkah awal untuk mahir dalam menggunakan DSLR. Konsep dan momen merupakan hal yang mutlak untuk mendapatkan gambar terbaik Fotografi, apapun alirannya, merupakan seni yang memadukan teknologi dan rasa.

Tinggalkan komentar